09 Oktober 2007

Yusli, In Memoriam

Musibah Yusli Rasyidi (Alm.)

Kalau dibilang kebetulan, saya termasuk yang tidak sependapat dengan kata kebetulan karena semua hal sudah digariskan oleh Allah SWT. Dan itulah yang terjadi, bahwa dulu saya pernah menulis in memoriam tentang teman saya Yusli Rasyidi (Alm.) yang meninggal karena suatu kecelakaan, ternyata sebulan kemudian saya mendapat tugas yang baru di kantor tempat dia terakhir mengabdi saat musibah itu terjadi. AKhirnya sedikit banyak saya memperoleh cerita lebih rinci bagaimana musibah yang menimpa teman saya itu. Berikut nukilan dari berita harian Pikiran Rakyat tanggal 28/8 tentang kejadian tersebut :

Yusli Berpulang di Antara Dahan dan Ranting

TIDAK seperti biasanya, Selasa (28/8) pagi Yusli Rasyidi (35) menjalankan tugasnya sebagai koordinator pelaksana penagihan aktif di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Cicadas sendirian. Bahkan, sebelum meninggalkan kantor pukul 9.00 WIB, Yusli menitipkan tugasnya di kantor kepada rekan kerja. ”Nitip ya, kalau ada tamu, tolong layani saja dulu,” ungkapnya.
Namun, nahas bagi Yusli. Suami dari Anne Hermidiane (33) itu tertimpa pohon tanjung yang tumbang ketika dia melintasi Jln. Tamansari Bandung (depan TPPS Pasar Balubur) kira-kira pukul 10.00 WIB. Dia meregang nyawa di antara dahan dan ranting yang menimpa kendaraan dinas Isuzu Panther berwarna biru tua dengan nomor polisi D 1429 B yang dikemudikannya.
Menurut Kasi Penagihan KPP Cicadas, Anggun Aprianto, tidak biasanya korban menyatakan hal seperti itu kepada rekan-rekannya. ”Tidak biasanya juga dia bekerja sendirian. Biasanya, dia ditemani 2-3 rekan lainnya. Namun, karena di kantor sedang ada kegiatan, dia menawarkan dirinya untuk bertugas sendiri saja,” ungkap Anggun, ketika ditemui di Ruang Pemulasaraan RS Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung .
Pagi itu, Yusli mendapat tugas untuk melakukan pemblokiran terhadap tagihan di sejumlah bank di Kota Bandung . Pria yang sudah tiga tahun menjalankan tugasnya itu memang terkenal ulet dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan. ”Buktinya, meski harus berangkat sendiri, dia tetap mau menjalankan tugasnya,” ujarnya.
Sang istri, Anne Hermidiane, baru tiba setelah jenazah Yusli dibawa ke RSHS. Pagi itu, Anne sedang berada di Jakarta untuk keperluan tugas. Saat tiba, ibu dari seorang anak bernama Nauval Hisyam Rabhani (6) itu tampak tegar dan berusaha memberi kabar kepada sanak keluarga di Surabaya . Bahkan, dalam percakapan lewat telefon, Anne berusaha menenangkan ibu mertuanya yang terdengar shock, ”Ibu yang sabar dan tenang ya.”
**
SUASANA duka sangat terasa di rumah korban, di Jln. Riung Mungpulung II No. 5 RT 10 RW 12 Kel. Cisaranten Kulon, Kec. Gedebage, Bandung . Puluhan sanak famili dan handai tolan korban memenuhi setiap sudut rumah.
Di ruang keluarga, jenazah korban ditutupi kain kafan. Di sampingnya, Ny. Anne bersimpuh dengan pandangan yang kosong. Ibu muda itu tercatat sebagai karyawan di Bappeda Jabar.
Jenazah tiba di rumah duka pukul 15.50 WIB, diantar mobil jenazah dari Rumah Sakit Hasan Sadikin.
Dari rumah duka, jenazah lalu dibawa ke Masjid Al-Adha. Rencananya, jenazah dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Rancacili, Gedebage, Bandung . Selama proses pemakaman, anak almarhum tidak terlihat. Menurut sejumlah sanak keluarga, Hisyam sedang beristirahat di kamarnya karena seharian menangis.
Di antara yang melayat, tampak beberapa rekan almarhum, termasuk Camat Gedebage Medi Mahendra. ”Almarhum adalah senior saya di STPDN. Saya sangat mengenal beliau. Orangnya baik, ramah, dan bersahabat,” ucapnya.
Rekan satu kantor almarhum, Agus Hanafi sempat menghubungi korban pada pagi harinya. ”Waktu saya telefon, dia sedang nganter istrinya. Beberapa jam kemudian, saya mendapat kabar bahwa Yusli mendapat kecelakaan. Saat itu juga saya buru-buru telefon ke handphone dia. Ternyata yang ngangkat polisi dan pak polisi itu bilang bahwa almarhum telah tiada karena mobil yang dikemudikannya tertimpa pohon,” tutur Agus. (Satrya/ Ririn/”PR”)***

Semoga arwahnya diterima Allah SWT.Amiin..
[posting by: Akhid Manhal]

0 Comments: